HaditsTentang Doa Bisa Merubah Takdir. Sep 15, 2021. BEGINILAH MAKSUD "BISA MENGUBAH TAKDIR DENGAN DOA" - Nasihat Sahabat. Pustaka Sunnah - 🍃 Doa mampu menolak takdir Allah, berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Tidak ada yang mampu menolak Daliluntuk merubah Nasib إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS.Ar-Ra'd:11) Adapundoa untuk mengubah takdir jodoh akan diuraikan berikut ini: Doa Jodoh Menurut Alqur'an. Do'a dalam Al-furqon ayat 74: "Robbana hablanaa min azwazinaa, wadzuriyatinaa, qurata'ayyun, wajaalna lilmutaqqina immamaa". Artinya: Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk mata hati kami dan Fast Money. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Banyak orang menyalahkan takdir atau nasib ketika sedang mengalami kesusahan, atau mengalami sesuatu yang tidak diinginkan, tidak lulus ujian dianggap sudah takdir, gagal membina rumah tangga dianggap sudah takdir, jadi orang miskin karena sudah takdir, kena musibah sudah takdir, jadi pemalas sudah takdir, jadi orang jahat sudah takdir, jadi orang sukses sudah takdir, jadi orang gagal dianggap sudah takdir, jadi calon penghuni sorga sudah takdir, jadi calon penghuni neraka dianggap sudah takdir, seakan-akan semua nasib yang menimpa manusia dianggap karena takdir, sepertinya hidup itu tidak ditentukan oleh yang menjalani, rasanya seperti diatur oleh kekuatan luar biasa yang berada di luar dirinya, dan di luar batas kemampuannya. Namun hal ini masih bisa dimaklumi jika memang sesuatu yang tidak mampu dilakukan, atau sesuatu yang hanya bisa diterima apa adanya itu murni dari Tuhan, seperti jika makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia ingin hidup, maka harus bisa bernafas, kalau tidak bernafas, maka dia tidak bisa hidup, akan tetapi akan lain halnya jika sesuatu yang tidak bisa dilakukan dirinya murni karena keterbatasan yang dia buat sendiri, atau orang lain yang berada di luar dirinya, dan bukan ketentuan Tuhan, contohnya, orang gagal studi karena malas atau karena punya tuntutan lain yang harus lebih diprioritaskan daripada studi, ini bukan takdir sebagaimana yang kita pahami selama ini, ini sebuah kemestian yang alami, sebuah akibat yang tidak akan berhasil jika sebabnya tidak dilaksanakan, yaitu, jika ingin sukses studi maka harus belajar, kalau tidak belajar ya harus gagal studi, gagal studi di sini bukan berarti tidak mendapat ijazah, tapi gagal studi tidak mendapatkan ilmu, karena kalau patokannya ijazah, orang bodoh saja, tapi berduit atau punya orang dalam bisa membeli ijazah maaf ini khusus di Negara kita kayaknya..hehe... Sekarang, kita perlu tahu apa sebenarnya yang dimaksud takdir Tuhan atau nasib? Takdir Tuhan menurut pendapat saya adalah perkiraan, karena dalam bahasa Arab sendiri, takdir diartikan perkiraan, saya mengira begini, saya mengira akan terjadi seperti ini, saya menimbang ini sekian, saya menaksir sekian, menurut saya hasilnya akan begini, saya mengira-ngira, semua ini masuk dalam arti takdir. Sedangkan qadha' artinya ketentuan atau keputusan, biasanya qadha' dan qadar yang aslinya takdir saling bergandengan, jadi runutannya, setelah saya menimbang-nimbang, setelah saya mengira-ngira, maka saya memutuskan seperti ini, maka saya menentukan begini, nah di negara kita, Qadha itu berarti takdir atau nasib. Selama ini ada kekeliruan sebagian orang dalam memahami takdir Tuhan atau nasib, mereka menganggap bahwa takdir Tuhan itu sebuah kemestian yang harus terjadi dan sifatnya memaksa, mereka mengira bahwa takdir Tuhan telah tertulis dalam catatan hidup mereka sendiri, dan mau tidak mau harus terjadi seperti itu, mereka mengira, ketika Tuhan sudah menakdirkan seseorang jahat, maka orang itu harus pasrah dengan takdir tersebut, karena menurut mereka hal itu sudah ketentuan Tuhan, dan tidak bisa dirubah lagi, mau baik seperti apapun, kalau sudah dicatat tidak baik, maka hasilnya akan tidak baik juga, jika pemahaman takdir sesempit ini, maka kesimpulannya Tuhan tidak adil, karena Tuhan telah semena-mena menentukan nasib seseorang, benarkah pemahaman takdir memang demikian? Jawabannya tidak benar, mengapa? Karena kalau pemahaman seperti ini benar, maka buat apa manusia disuruh berdoa dan berusaha? Tentu akan sia-sia, karena takdirnya atau nasibnya sudah diputuskan. Jadi yang benar bagaimana? Biar lebih mudah, saya akan mengiaskan dulu dengan kejadian sehari-hari kita, seorang guru yang benar-benar tahu kemampuan dan usaha anak didiknya dalam belajar, akan bisa mengira-ngira hasil akhir ujian anak-anak didiknya tersebut, walaupun ujiannya masih belum dilaksanakan, seorang guru bisa menentukan, "Anak ini akan lulus ketika ujian nanti", karena sang guru tahu anak tersebut memang pandai dan rajin, seorang guru juga bisa mengatakan, "Anak ini tidak akan lulus ketika ujian nanti", karena sang guru tahu anak ini di samping tidak pandai masih tidak rajin pula. Apakah perkiraan takdir dan ketentuan nasib seperti sebuah keputusan yang semena-mena? Jawabannya tidak, karena guru bukan memutuskan terlebih dahulu, tapi sang guru mengetahui keadaannya terlebih dahulu, kemudian mengira-ngira, setelah itu baru menentukan. Takdir Tuhan juga demikian, Tuhan menakdirkan atau menentukan nasib seseorang berdasarkan ilmu-Nya, Tuhan menentukan orang ini akan menjadi jahat, karena dengan ilmu-Nya Tuhan tahu bahwa orang ini memang ada gelegat jadi orang jahat. Maka, jika sistem penentuan takdir atau nasib seseorang memang demikian, hal ini tidak bertentangan dengan perintah berdoa dan berusaha yang Tuhan perintahkan. Jadi, kesimpulannya, doa dan usaha seseorang bisa merubah takdir atau nasibnya. Di sinilah letak kebenaran ayat Al-Qur'an yang artinya sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka merubah nasibnya sendiri. Lihat Filsafat Selengkapnya Kamis Pahing, 15 Juni 2023 26 DzulQa'dah 1444 Hijriyah Apakah takdir bisa berubah? jawabannya bisa karena takdir adalah blue print atau cetak biru yang sudah ada sejak kita dilahirkan dan untuk merubahnya tentu bisa yakni dengan doa dan usaha. Itulah sebabnya jangan pernah berpikiran kita ditakdirkan hidup miskin karena tidak ada yang tahu takdir sesungguhnya. Sebab, jika kita berpikir bahwa kita ditakdirkan miskin, maka sudah hampir pasti kita akan menjadi miskin karena Allah itu sesuai prasangka hambanNya. Jadi misal seseorang punya takdir jadi orang kaya lalu pikirannya selalu negatif dan berpikir bahwa takdirnya miskin, maka takdir kaya akan berubah jadi miskin. Jadi seperti itulah takdir bisa berubah. Nah selain dengan menggunakan usaha berupa kerja keras, seseorang perlu membekali dirinya dengan doa karena doa inilah yang berfungsi sebagai booster dan juga pelancar segala hajat atau kebutuhan kita. Doa dibawah ini bisa anda amalkan yang Insya Allah bermanfaat merubah nasib kita yang tadinya terpuruk menjadi berjaya. Doa dibawah ini dibaca usai sholat 5 waktu, jumlahnya terserah minimal dibaca satu kali. Bismillahir Rohmanirrahiim Ya Allah Ya Rohman Ya Rohiim As-aluka Bi Uluhiyyatika Wa Ruhamaniyyatika Wabi amiimirahmatika Ya Manhuwa Lilkauniilahun Wasysyamsi Waduhaha As-aluka Ya Robbi Biwawi Wahdaniyyatika An Tafiidhaalayya Min Syumusima ’arifiinayatika Anwaaran Walqomari Idza Talaahaa, Ya Man Khalaqal Badar Almuniira Wasoyyar Ala’maala Waqodara Fiihi ala Makhluqatihil Aqdaari Wallayli Idza Yagsyaaha Allohumma Atla’ Lii Qomara Anwarii Jalalikawajamalika ala Sawadi Aujaarifa Yadii-a Sana-al Jamali Was Sama-i Wa Ma Banaha Fabissama-ilmurtafi’ati Bighairi amadin Wabissama-il aliyati alalatwaadi Walbina-ilmurtafi’i Wassirri Wannuuri. Wal Ardi Wamaa Tahahaa Allohumma Bihaqqi Man Sa’a alaqzraari Ardika Ayna Madzhabu Almuwakkalu Bi Yaumil Ahadi Aqbil Bihaq Qiruqiyaa Ila , Aynamurrata Almuwakkalu Biyaumil Itsnainaqbil Bihaqqi Jibriila, Aynal Ahmaru Almuwakkalu Biyaumi Tsulatsa-i Aqbil Bihaqqi Samsamaaiila, Ayna Burqona Almuwakkalu Bi Yaumil Arbi-a Aqbil Bihaqqi Miikaaiila, Ayna Syamhuraasyin Almuwakkalu Biyaumil Khamiisi Aqbil Bihaqqii Sarfiyaiila, Ayna Abyadal Muwakkalubi Yaumiljum’ati Aqbil Bihaqqi Anyaa Iila, Ayna Maymuuna Almuwakkalu Bi Yaumissabti Aqbil Bihaqqi Kasfiyaaiila Wanafsin Wamaa Sawwahaa As-aluka Bi Anfaasi Malaaikatika Waanfaasi Anbiyaaika Faalhamaha Fujuraha Wataqwaahaa Allohumma Alhimnassaw¬¬aaba Fil af’ali Wal Aqwaali Alhimnii Bi Ilmika Maayazdaadu Bihi Qalbii Kasyfan Waquwwatan Qod’aflaha Man Zakkaahaa Allahummaj alnii Minal Muflihiinlladziina Hum Ahla Was Salaahi Walfalaahi Wannajaahi Waslih Lii Al awaalima Wasakhirhum Lii Wazakki Nafsii Bimaghfiratika Waqodkhoba Man Dassaha Allohumma Inna Dzunuunal Qasidiina Halakii Wamudharratiika Tsuratfa Ahlikhum Wasyatit Syamlahum Kadzabattsamudu Bitaghwahaa Pahlul Kadzibi Marduduuna Bitughyaanihim Wamahrumuuna an Maqomihim Ladayka Idzinmba’atsa Asyqaahaa Fab’asillahumma Ilaruuhaniyyati Hadzihidda’watiy Akhdimuunii Fi Kulli Ma Uriidu Wa La Taj’alnii Min Ahli Saqawati Waddalali Walma’siyati. Faqoola Lahum Rasulullahi Naaqotallahi Wasuqyaaha , Fabirasuulika Shalihun Alaihis Salamu Wanaqatihi Wafasiiluha An Talqi Ya Alayya Siradiqati Rahmatika Fakadzabuuhu Faaqaruuha Famankadzaba Bi Aqsamin Waayati Kitabika Faa’qirhu Bil Arwahil uluwiyyati Wassufliyyati Aqran Fadamdama alaihim Robbuhum Bi Dzanbihim Fasawwaha Wabillahi As –aluka An Tanzila ala Man asahadzihidda’watil Latiifiihaa Asmaauka Walayakhaafu Manata ’ Aqsaamaka Ada’wataka Min Ala’waani Walafariiti Uqbaahaa . Baca juga Menghindari Penyakit MenularMembentengi Rumah atau Tempat Usaha dari Berbagai KejahatanMengobati KeseleoIlmu Instan Mengobati LukaMengobati Tenung TANYA Apakah yang telah ditetapkan oleh Allah atas kita bisa berubah dengan perantaraan doa? JAWAB Membenarkan dan mengakui adanya Qadha dan Qadar merupakan salah satu rukun iman, dan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah, pasti terjadi. Dan kita akan dihisab oleh Alah atas pilihan kita, melakukan amal yang shalih atau amal yang buruk, bukan dihisab atas ketentuan-Nya pada kita sejak azali. BACA JUGA Rasa Takut Tak akan Bisa Hapuskan Takdir Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ، فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ قَالَ إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ Artinya “Jika dua orang muslim bertemu untuk saling bunuh dengan pedang mereka, maka yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama di neraka.” Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh wajar, lalu mengapa yang terbunuh juga masuk neraka?” Rasul menjawab, “Dia sebenarnya juga berhasrat membunuh temannya.” HR. Muslim Anda lihat, balasan bagi dua orang ini sama, karena yang mereka berdua pilih sama. Namun, telah tetap dalam ilmu Allah bahwa yang satu lebih dulu membunuh temannya. Jadi, hisab perhitungan Allah itu atas pilihan kita, baik yang kita pilih itu benar-benar terwujud atau tidak. Dari sisi ini, Allah mewajibkan men-taklif kita untuk beramal sesuai Al-Kitab dan As-Sunnah. Seandainya kita tak mampu berikhtiar memilih melakukan sesuatu atau tidak, tentu Allah tak akan memerintahkan dan melarang kita. Adapun tentang pengaruh doa terhadap sesuatu yang telah ada pada ilmu Allah, maka contoh yang mudah adalah makanan, minuman, dan obat. Kita tentu tahu bahwa umur kita telah ditentukan, namun kita tetap makan, minum dan berobat, karena itu semua adalah sebab untuk hidup, meskipun kita berkeyakinan bahwa itu tak berpengaruh terhadap ketetapan Allah. Maka, sebagaimana kita berobat sebagai amal untuk meraih sebab yang Allah perintahkan kepada kita, demikian pula kita berdoa sebagai amal yang Allah perintahkan kepada kita. Allah ta’ala berfirman وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ Artinya “Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka sungguh Aku dekat. Aku menjawab doa orang yang berdoa, jika mereka berdoa kepada-Ku.” QS. Al-Baqarah [2] 186 Allah ta’ala juga berfirman وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ Artinya “Dan Tuhan kalian berkata, berdoalah kepadaku, niscaya akan Aku kabulkan doa kalian.” QS. Ghafir [40] 60 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda عباد الله تداووا Artinya “Wahai hamba-hamba Allah, berobatlah.” HR. At-Tirmidzi Dan kita sadari, bahwa obat itu tak akan berpengaruh apa-apa kecuali atas kehendak masyiah Allah dan terpenuhi seluruh syaratnya, demikian pula doa juga tak berpengaruh kecuali jika terpenuhi seluruh syaratnya, dan itu semua atas kehendak Allah. BACA JUGA Lakukan Maksiat; Pilihan Atau Takdir? Orang yang beriman melantunkan doa sebagai pelaksanaan perintah Allah, dan berobat juga sebagai pelaksanaan perintah Allah, dan ia mendapatkan pahala atas amalnya tersebut. Adapun hasil, sepenuhnya diserahkan pada Allah ta’ala. Dan setiap mukmin yang berakal dan telah mengamalkan hal ini, ia merasakan pengaruh dari doa yang ia lantunkan, sebagaimana ia merasakan pengaruh dari obat yang ia minum. Bahkan orang-orang yang beriman lagi benar keimanannya, meraih sesuatu dengan doa, yang tak mampu diraih dengan bantuan yang sifatnya materi. Dan itu keutamaan dari Allah, yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. [] Fatwa Syaikh Nuh Ali Salman Fatawa Al-Aqidah / Fatwa No. 29 SUMBER Penerjemah Muhammad Abduh Negara

doa untuk merubah nasib